Semboyan
diatas sangat populer dan kita, dari
kanak-kanak hingga orang tua, pasti mengenalnya
dari film “The Three Musketeers.”
Film itu merupakan adaptasi novel klasik Alexandre Dumas
(1844) yang sejak tahun 1900 telah diproduksi lebih dari 30 versi (di luar
kartun, komik dan serial).
Semangat semboyan itu adalah adanya empati yang tumbuh dalam kebersamaan
didalam menghadapi suatu tantangan.
Tiga seri sebelumnya merupakan perenungan tentang kita
sebagai kaki-tangan Tuhan Yesus untuk melayani sesama, tentang aksi empati yang telah dicontohkan dan dilakukan oleh gereja dan tentang kesiapan
kita untuk melakukan revolusi mental dengan tindakan berempati tanpa menunggu orang lain
melakukan.
Dengan demikian, semboyan
itu dapat memiliki makna yang lebih dalam lagi!
“One For All” (satu untuk semua) merupakan pernyataan empatis universal Tuhan Allah melalui karya agung penebusan dosa oleh Tuhan Yesus! Sungguh merupakan suatu aksi empati
total, yang secara manusiawi juga
diteladankan oleh Abraham melalui keikhlasannya mengorbankan Ishak (lih. Kej.
22 : 7 – 12). Sedangkan “All For
One” (semua untuk satu) dapat dimaknai
sebagai kesanggupan umat untuk melakukan
Hukum Kasih-Nya.
Di dalam keseharian, hal itu dapat kita lakukan dengan
menggerakkan lingkungan kita yang
terkecil, yaitu keluarga, sambil memupuk bibit empati bagi anak-anak. Kita dapat memulainya dengan menanamkan pengertian
bahwa empati itu tidak semata-mata berarti berkorban. Berempati juga dapat memberikan kelegaan. Misalnya menyapa orang sekeliling
saat di gereja dengan: “Shalom”, “Selamat pagi”, “Selamat hari Minggu.” Dapat juga kita ajarkan kepada anak kata dan tindakan berempati: “Prita, di depan itu
kan tante Mini yang rumahnya kita lewati tiap hari? Coba ajak dia ikut mobil
kita!” Atau disaat membeli jajanan di depan gereja: “Abdiel, bungkusan ini nanti kamu
berikan si Wahyu, anak tukang warung dekat rumah kita ya!”
Itulah contoh-contoh sederhana yang sebenarnya merupakan
inti konsep hidup sejahtera. Konsep hidup
yang melampaui kekayaan, karena tidak ada harta di dunia yang dapat membeli kebahagiaan, kelegaan, kesenangan, kedamaian dan
kepuasan hati. Ajaran Tuhan Yesus dalam Matius 5 kiranya dapat menjadi landasan iman kita.
Mari, kita jadikan diri kita sebagai “The All Musketeers,” dan berjuang dengan semboyan: “Unus Pro Omnibus, Omnes Pro Uno, Soli Deo
Gloria!” (Satu untuk semua, semua untuk satu, hanya demi kemuliaan Tuhan!).