Saturday, May 3, 2014

Suplikasi 1

Tuhan,
aku berkaca melihat kesetiaan Musa.
Pimpinlah aku Yesus,
agar senantiasa setia sebagai anak-Mu.

(Keluaran 15 : 22 – 27; Ibrani 3 : 1 – 6).

Friday, May 2, 2014

Perenungan 10

Allahku… Aku Mengaku.....

Allah yang mengasihiku… aku mengaku,
lebih sering luapan hati mengalir ke sejuta muara
sendat dan nyaris tidak mengalir ke muara-Mu.

Tolonglah Tuhan,
Tariklah luapan arus liar hati ini
Ke haribaan Muara Harapan.

Di muara harapan-Mu
riak gelombang damai mendendang,
jiwa menerawang, batin mengenang,
mendamba Pendamai datang.

(Kejadian 16 : 7 – 15; Markus 8 : 27 – 30).

Perenungan 9

Imanku, Imanku....Lama Kau Pergi.....

Tanganku… kokoh; untuk menggocoh
Kakiku… kuat berurat; untuk menyebat
Mataku… tajam; melihat dalam kelam
Suaraku… manis; membuat orang menangis
Jiwaku… kosong; menganga bak gorong-gorong!
Iman… Iman… mengapa kau tinggalkan aku?

(Kejadian 16 : 1 – 6; Roma 4 : 1 – 12).

Perenungan 8

Butaku Dan Tuliku

Nanar mata,
memandang jutaan bintang-bintang,
menguak gua,
mencari tanda dari kitab-kitab terbentang,
harap lenyap, asa tiada,
tiada dapat, hati meradang.

Allahku,
Lebih sering aku terpaku pada jalanku
Lembut sapa-Mu tak mencairkan kaku hatiku

Tuhan, tolonglah aku,
pimpin jalanku,
teduhkan jalan di bawah tongkat awan,
dan tongkat api yang menerangi jalan.

Kubuang kepongahan,

Kau lingkupi tubuh jiwaku dengan iman.

(Kejadian 15 : 1 – 6, 12 – 18; Roma 3 : 21 – 31).

Perenungan 7 - Seminggu Sesudah Rabu Abu

Seringkali Aku Lupa Diri

Aku terpana,
Engkau terima saja apa adanya dalam jiwa?
kuasa-Mu yang menggenggam angin?!
kuat-Mu yang menyimpan air dalam kain?!

Sungguh aku merasa rendah,
tidaklah lebih aku ini dari debu tanah
tapi setan selaksa menjadikan aku pongah!
mata menjelajah, tepuk dada merasa megah!

Aku malu,
kukoyak baju,
kusimbah badan dengan debu,
kubersimpuh dalam kelu pada aras tahta-Mu,
Tuhan, aku malu;
Tuhan, ampuni aku.

(Amsal 30 : 1 – 9; Matius 4 : 1 – 11).

Thursday, May 1, 2014

Perenungan 6

Aku, Yang Kedinginan Dan Lemah

Tuhan,
Engkaulah itu,
Bapa dari kupunya jiwa
Ibu dari kupunya kalbu
limpahan kasih-Mu senantiasa melewati cakrawala
kelembutan samirana (angin), itulah elusan kasih-Mu.   

Rengkuhlah aku dalam masa ini
agar hangat-Mu membuka beku hati
sehingga nurani dapat menjemput sengsara insani

Tiuplah ubun-ubunku, Tuhan
agar panas nafas membuka sukma
dan badan rentan mampu menahan
jernihkan batin menjauhi petaka goda.

(Ayub 5 : 8 – 27; I Petrus 3 : 8 – 18a)

Perenungan 5

Aku Mau, Tapi Malu!

Tuhan yang senantiasa mencintai
Engkau memanggil, sepenuh hati kami datang
Engkau yang menginginkan kami kembali
lebih dari keinginan kami untuk kembali pulang.
Panggilan-Mu yang menyentuh hati kami rasakan
limpahi kami dengan kebijakan
agar kami tahu jalan.

Tuntunlah aku di jalan-Mu, ya Tuhan
Dalam kelembutan kasih pengampunan.

(Ayub 4 : 1 – 21; Efesus 2 : 1 – 10)