Manakala kita selesai membaca cerita di atas dan melihat diri kita sendiri, dalam berbagai hal kita serupa dengan “Si Anak Bengal” yang hilang itu!
Sering kali kita menganggap berkat Allah itu sebagai hak kita yang memang
“harus” diberikan oleh Allah; sesekali
kita juga minggat dari rumah Bapa,
atau tetap tinggal di rumah tapi mengabaikan keberadaan Bapa! Itulah sisi nyata
dari dosa.
Kita semualah para pendosa bengal itu.
Cerita Alkitab di atas mengilhami kontemplasi ini sebagai pengenalan dan
pemenuhan pemahaman kita tentang Paskah.
Paskah bukanlah hanya merupakan kejadian pada satu titik waktu saja,
namun – lebih dari itu – merupakan suatu proses panjang selama 40 hari ke
belakang, yang dimulai dari satu hari yang kita sebut sebagai Rabu Abu.
Masa Paskah selama ini belum banyak dipahami dan dipraktikkan,
terutama tentang konsep Tri Pilar Paskah,
yaitu “Berdoa, Berpuasa & Berderma.”
Ketidaksempurnaan adalah sifat dasar manusia. Demikian juga saya dalam berkontemplasi tentu sangat jauh dari sempurna.
Mari, kita pulang ke rumah Bapa! Allah telah berpesan bahwa “dosa” tidaklah perlu menjadi “kata terakhir” di dalam kehidupan kita.
L'Shalom,
BD.-
BD.-
No comments:
Post a Comment