Sunday, January 4, 2015

Akukah Itu?



Sejak kecil, saya menggemari komik (juga kartun dan karikatur). Kecerdasan imaginer pencipta mampu menuangkan gagasan kedalam bentuk coretan gambar sederhana dan ekspresif dengan kalimat pesan yang padat pada ruang yang terbatas, seperti pada kartun di atas.
Konsentrasi saya terpecah di saat Nathan, cucu saya yang berusia 3 tahun, menarik tangan untuk meminta di pangku. Dia diam sejenak sambil mengamati layar komputer, namun tiba-tiba dia berbicara: Éyang (kakek), itu Tuhan Yesus ya?” dengan jarinya yang mungil menunjuk ke gambar di layar. “Kata Ibu Endang, Tuhan Yesus sayang pada anak-anak!” (rupanya dia masih ingat cerita ibu guru sekolah Minggu). “Eh, ehm…ya?!” jawab saya sambil terus mengetik. Merasa kurang diperhatikan, dia beringsut di pangkuan, memegang muka saya dan mengarahkan kontak mata dia dengan saya, kemudian berbicara: “Eyang, eyang! Lihat itu, Tuhan Yesus sedih ya?” Jawab saya: “Betul, Tuhan Yesus nampak sedih! Lihat, dengan wajah sedih Dia memeluk gedung gereja!”
Nathan: “Tidak memeluk orang dan anak-anak ya eyang?”
Eyang: “Nggak ada tuh! Orang-orang lebih suka di dalam gereja karena nyaman; kan pakai AC!”  
Perbincangan terputus ketika dia diajak mamanya tidur siang.
Kembali ke laptop! Secara jujur (meski pahit), kita memang harus mengakui bahwa kita merasa  nyaman berada di dalam gereja, mencari “keselamatan”!
Lhoh?! Bukankah kita ini orang Kristen, pengikut Kristus, orang-orang yang dipilih oleh Kristus untuk DISELAMATKAN, sehingga kita juga sudah menjadi bagian tubuh Kristus? (lih. Kol. 1 : 8).
Kini semakin jelas konstelasinya; Kristus adalah kepala dan kita sebagai anggota tubuh-Nya (lih. Rm. 12 : 4 – 5), seperti visualisasi gambar dibawah ini.


Satu hal lagi; Kita tentu masih ingat KJ 257 – “Aku Gereja, Kau Pun Gereja.” Meskipun hampir tidak pernah dinyanyikan di kebaktian Minggu, kita tetap bisa menyanyikannya karena dulu pernah diajarkan di sekolah Minggu. Apa yang menginspirasi penciptaan lagu ini? Injil Yohanes 2 : 21 mengajarkan kepada kita bahwa tubuh Kristus itulah Rumah Tuhan dimana kita adalah bagian dari Rumah Tuhan. Jadi, saudara,  saya, kita, adalah GEREJA itu!
Ha, ha, ha! Sekarang jelaslah bagi saya arti pesan gambar kartun “Tuhan Yesus bersama sahabat maya-Nya.” Kartun itu memuat pesan: JERUK makan JERUK! Ada gereja (orang-orang Kristen) di dalam (gedung) gereja! LLL!
“Hi, hi, hi, pantes aja Tuhan Yesus tampak sedih dan loyo!” suara renyah isteri terdengar di belakang saya. Sambung saya: “Ya itu, jeruk mangan jeruk…kita ini kan sukanya ngupleeek…aja di dalam. Bikin sendiri, dinikmati sendiri… sampai gak tahu kalau taman di depan gereja sudah ludes dilalap belalang kelaparan”. Lanjut saya: “Gereja, maksud saya kita orang Kristen, kan harus keluar! Seperti maksud kata aselinya EKLESIA, kita itu adalah orang-orang yang dipanggil keluar! Menjadi tangan-tangan dan kaki-kaki Tuhan Yesus untuk melayani dunia, melayani sesama!” Isteriku diam, namun tiba-tiba nyeletuk: Èh Pa, aku jadi teringat khotbah seorang pendeta di GKITA tahun lalu. Beliau berkata akan lebih senang kalau melihat gereja kosong, sementara jemaat yang notabene adalah gereja-gereja pergi keluar melayani.” Kata saya, sambil menutup tulisan: “Ya begitulah maksudnya; keluarlah dan lakukan sesuatu bagi sesama!” 



No comments:

Post a Comment