Wednesday, June 26, 2013

Wani Pira? (4)

Wani Pira?

Sebagian besar dari kita tentu kenal dengan ungkapan iklan diatas yang menjadi tema kali ini. Iklan itu memuat pesan tersamar karena produk yang ditawarkan adalah rokok! Kalau produk lainnya? Wah, sangat bebas dan beragam, mulai dari iklan yang anggun sampai dengan iklan yang vulgar. Masih ingatkah kita pada bagian akhir renungan minggu lalu bahwa kita (konsumen) sudah bukan lagi raja!
Kerajaan itu sekarang menjadi milik para produsen yang dengan “kekuasaan” (anggaran besar) “memerintah” (membujuk dengan iklan dan iming-iming) sehingga kita “takluk” (membeli) dan menjadi “budak” (tergantung). Pada tahun 80an ada iklan kartu kredit dengan slogan: “Don’t leave home without it!” (Jangan tinggalkan rumah tanpa membawa kartu kredit “X”). Kini, slogan itu sudah waktunya diganti dengan: “Leave home and bring THEM all!” (Pergilah dan bawalah SEMUA kartu kredit). Mengapa? Karena kita menjadi ultra “perlu” mempunyai banyak kartu kredit sekedar “gali lobang, tutup lobang agar ke-”perlu”-an kita terpuaskan. Kita sudah terperangkap di dalam terowongan gelap tak berpangkal dan tak berujung yang bernama KONSUMERISME!

Horas Lae!”, sapaan bekas guru Fisika menantuku yang cantik itu mengusik keasyikanku menikmati tusuk terakhir di warung sate dekat masjid. “Eh, ya… horas juga Pak! jawabku gagap karena ketahuan lagi jajan. “Tenang sajalah, kalau yang ini sih bukan konsumtif karena makan itu merupakan kebutuhan dasar yang masuk dalam Skala Maslow paling rendah”, tukasnya berteori. Nampaknya Pak Guru ini membaca seri tulisan-tulisan saya sebelumnya. Saya jadi tertarik berdiskusi dengannya.Menurut Pak Guru, apa yang masuk kategori konsumtif?”. Dia mulai duduk, memesan sate dan dengan serius berbicara dengan gaya seorang guru: “Menurut aku, konsumtif itu… mmm…to buy something you don’t need, with the money you don’t have, to impress someone you don’t know… begitu!” lanjutnya: “Jadi, itulah… membeli sesuatu yang kau tidak perlu, dengan uang yang kau tidak punya dan celakanya… kau lakukan itu semua (nadanya mulai naik) untuk pamer kepada orang yang kaupun tidak kenal, bah!”. Daripada kena semprot sambal sate, pulanglah aku.

No comments:

Post a Comment