Wednesday, June 26, 2013

Yes, But….? (5 - Simpulan)

Yes, But….?

Petunjuk lalu-lintas tersebut memberi tahu kalau kita boleh berbelok ke kiri atau ke kanan. Jadi tanda itu HANYA mengijinkan kita untuk memilih SATU tujuan!. Demikian pula halnya dengan pilihan antara iman dan konsumerisme, HANYA SATU pilihan. Mengapa?
Ingatkah kita akan renungan seri 1 tentang “isme”? Jalan hidup yang mana akan kita tempuh, dengan mengingat bahwa kita tidak bisa mengabdi pada dua tuan? Sangat sering kita berkilah: “Yes, but…; Ya, tapi….,” agar kita dapat masuk ke wilayah abu-abu!
Ingatkah kita tentang bagaimana ular kita sebut sebagai “kambing hitam” di renungan seri 2?. Agar kita bisa memanjakan perangai “menjadi berarti”, agar kita dapat menjadi “aku lebih”, “aku dulu”, “aku beda”, “aku juga” dan “aku-aku” lainnya, demi “kemuliaanku.”
Ingatkah akan renungan seri 3 dimana kita secara gampang berseloroh: “Iman sih kuat, tapi... si Amin ini yang nékad.”? Agar kita sah untuk berkata: Jadilah kehendakku!.”
Ingatkah kita akan renungan seri 4, minggu yang lalu, tentang perilaku kita yang sangat sia-sia? Kita rela untuk gali lobang, tutup lobang agar ke-”perlu”-an kita terpuaskan, tanpa menyadari bahwa hal itu sama dengan: “Membeli sesuatu yang kita tidak perlu, dengan uang yang kita tidak punya, untuk pamer kepada orang yang kita tidak ke-nal!”.
Empat alasan diatas paling tidak menjawab pertanyaan mengapa hanya ada satu pilihan untuk kita, karena dalam iman Kristen tidak ada wilayah abu-abu dan tidak ada wilayah hitam. Hanya ada wilayah putih, sejalan dengan panduan hidup Tuhan melalui surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (I Kor. 10 : 31). (Sebagai kota pelabuhan yang ramai pada zaman-nya, seperti kota Jakarta sekarang, Korintus menjadi kota yang angkuh secara intelek, kaya secara materi, dan bejat secara moral).
Pah...,” suara isteriku memecah konsentrasiku, “kasih tip dong, agar aku bisa fashionable without being consumtive!.”
Bener nih, mau tip saya? Piece of cake…gampang! Ambil saja kantong gandum USAID Amerika itu, lipat memanjang dan potong lengkung kedua sisinya… “voila!,” jadilah satu baju “yukènsi” dengan gambar tangan bersalaman lagi!, ujarku sambil berlari menghindari rudal kelom geulis.

No comments:

Post a Comment